PERSEPSI MASYARAKAT DAN ANALISIS TERHADAP
PENGARUH PENGHIJAUAN PADA DINAMIKA AIR
TANAH
(Studi Kasus di Jurit, Desa Bebuak Lombok
Tengah)
Oleh
Ferdinand Makonda
(Penulis adalah Alumni Mahasiswa Kehutanan Universtas Mataram Periode Juli 2013)
(Penulis adalah Alumni Mahasiswa Kehutanan Universtas Mataram Periode Juli 2013)
Kerusakan hutan atau perubahan tutupan lahan
berdampak negatif pada tata air, sebaliknya penghijauan dan reboisasi pada
lahan kritis dapat memperbaiki tata air dan
mempertahankan fungsi hidrologis kawasan. Keberhasilan penghijauan salah satunya ditentukan oleh persepsi masyarakat
tentang manfaat positif dari penghijauan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui persepsi masyarakat dan analisis
terhadap pengaruh penghijauan pada dinamika air tanah. Persepsi masyarakat tentang
penghijauan dan pengaruhnya pada dinamika air tanah dianalisis ini menggunakan skala likert. Sedangkan pengaruh
penghijauan pada dinamika air tanah, dilakukan
melalui pengujian kadar air tanah pada laboratorium. Sampel tanah diambil dari areal non penghijauan (vegetasi
alang-alang) dan areal penghijauan (vegetasi mahoni dan sengon) masing-masing 9 sampel
setiap 10 hari selama bulan Maret – Mei
2013.
Hasil penelitian menunjukan (1) masyarakat
mempunyai persepsi bahwa penghijauan
mempengaruhi air tanah, semakin banyak pohon maka air tanah akan semakin tinggi. Hal ini dilihat dari skala
likert yang menunjukan skala 151 dari maksimal
184. (2) Penghijauan didaerah perbukitan
dengan vegetasi pohon mahoni dan sengon
menyebabkan kadar air tanah sedikit lebih rendah dibandingkan dengan lahan bervegetasi alang-alang (Pengukuran pada
musim hujan). Namun demikian, areal
penghijauan dengan pohon memiliki manfaat ekologi lainnya seperti perbaikan iklim mikro, seresah dari pohon dapat
menyuburkan tanah, dan akar pohon dapat meningkatkan
ketahanan tanah dari longsor.
0 komentar:
Posting Komentar