Selasa, 06 Agustus 2013

Sajang di Kaki Gunung Rinjani

Sajang 
yang 
Butuh 
Drainase

Oleh
Arya Ahsani Takwim

Desa Sajang berada di kaki Gunung Rinjani. Nama “sajang” di ambil dari kata Sajian. Konon oleh leluhur Desa Sajang ini merupakan pintu gerbang atau pintu utama untuk masuk ke Gunung Rinjani sehingga di desa ini tinggal mangku gunung (Mangku Sakti) dengan nama asli Titik Asturah dan diberi gelar dengan nama Mangku Amin. Dahulu setiap orang yang ingin ke gunung mereka harus menyerahkan sesajen (sajian) kepada mangku tersebut dengan harapan mereka bisa selamat dan tidak terganggu oleh para penghuni Gunung Rinjani dan sekitarnya (makhluk gaib).
Sajang yang dulunya asri kini menjadi bulan-bulanan bencana banjir. Setiap tahun bencana banjir melanda desa. Oleh masyarakatnya, banjir ini terjadi karena air kiriman desa tetangga yakni Sembalun. Banjir dikirim dari kali kokok jurit yang merupakan sambungan dari kali bugurung. Selain itu, aliran banjir juga karena kiriman dari kokoq jebak, kokoq mate dan kokoq jelateng (kokoq dalam bahasa Sasak yang berarti Kali/sungai). Inilah yang menjadikan Desa Sajang setiap tahun diterpa bencana banjir.
Kondisi ini selain diperparah karena kondisi alam, diperparah juga dengan adanya lahan masyarakat yang menggarap pertanian di kawasan perbukitan PT. Agroindo Nusantara dan sayang sekali, perusahaan ini tidak memiliki saluran drainase permanen sebagai pembuangan air. Akibatnya banjir selalu menerpa dua dusun yang berada dibwahnya, yakni dusun bawaqnao lauk dan dusun bawaqnao daye. Oleh sebab itu, jika tidak segera ada upaya untuk membangun drainase. Maka pada saat musim hujan air akan tetap masuk dan menggenangi pemukiman penduduk. Masyarakat pun menjadi resah. Suda ada upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk membangun drainase. Tetapi  karena dana yang terbatas, drainase yang dibuat pun tidak permanen. Sementara yang dibutuhkan adalah drainase permanen sehingga banjir tidak lagi menggengang dipemukiman masyarakat. Sebenarnya bukan hanya pemukiman, sarana ibadah seperti masjid pun menjadi korban ketika banjir datang. Kenapa dua dusun ini yang diprioritaskan? Mengingat dusun ini merupakan dusun dengan penduduk terpadat. Sekitar 70% dari jumlah penduduk desa sajang berada di dua dusun ini.

Pentingnya drainase ini pemerintah desa melalui dana desa sudah mencoba membangun drainase yang berada di sebelah selatan utuk mengurangi sedikit dampak banjir, tetapi sebelah barat yang merupakan limpasan paling besar dari perusahaan itu perlu penanganan serius dan rencanya akan dibuang kearah timur melalui drainase yang kami sangat-sangat butuhkan itu. Kami telah ‘bosan’ mengupayakan perusahaan untuk bertanggungjawab dengan membuat drainase sendiri tetapi sampai saat ini belum ada kejelasan dari pihak perusahaan. Padahal tidak sedikit dana yang dibutuhkan untuk membangun drainase itu, kalau hanya mengandalkan keswadayaan masyarak, tentu tidak mungkin. Kedepan dengan dibangunnya drainase ini diharapkan air tidak lagi melintasi pemukiman karena akan terbuang ke kali yang berada di sebelah timur desa sehingga tidak menggenag dipemukiman. Di sisi lain ada pembelajaran penting dalam pembangunan drainase ini dimana kemandirian masyarakat sangat di perlukan [ Hasil Wawancara dengan Hasanudin Sekdes Sajang- Lombok Timur].

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

Jangan Lupa di Like Ya Sobat

×

About

Jangan Lupa di Like Ya Sobat

×